Karya Kreasi dan Kesederhanaan
Dari
pemikiran yang sederhana bisa terbentuk sebuah karya-kreasi besar, sekalipun
bukan hal yang mudah untuk menyederhanakan sebuah pemikiran.
Godaan
berpikir luas, dengan pola melebar se-besar-besarnya, menjadi penyebab kenapa
sebagian orang mengalami kesulitan menemukan bentuk paling ideal, yang paling
pas bagi dirinya sendiri, dengan demikian bisa juga menjadi manfaat bagi banyak
orang.
Kreativitas
dan kesederhanaan sesungguhnya adalah milik dan hak semua orang, sekalipun
tidak semua orang bisa memahami secara sederhana kedua hal tersebut. Ada orang
yang sanggup menyederhanakan pikirannya sendiri terhadap hal-hal yang
sesungguhnya tidak sesederhana yang dia pikirkan, tapi belum berdaya dalam hal
menimbulkan kesadaran terhadap hal-hal yang telah diketahuinya tersebut, dengan
demikian kreativitas dan kesederhanaan baru bisa disebut sebagai sebuah kreasi,
ketika seseorang bisa menerima dengan legawa batas-batas kesadaran yang patut
diterimanya.
Seseorang
tidak harus menjadi seorang yang pakar dibidang yang diminatinya, apalagi kalau
hanya sekedar untuk meraih apa yang dianggapnya sudah ideal dan sederhana bagi
dirinya sendiri. Uniknya tidak ada kepakaran yang tidak melibatkan upaya-upaya
untuk berjuang berpikir sederhana.
Seorang
Orator bisa saja berjuang habis-habisan untuk menyampaikan orasinya secara
sederhana, supaya terdengar sederhana di telinga pendengarnya.
Seorang
Penulis bisa saja merevisi semua karya tulisnya, sampai menemukan bentuk yang
paling ideal untuk bisa disebut sederhana, tetapi mereka tidak akan pernah bisa
menemukan cara yang paling sederhana, untuk bisa meyakinkan seseorang yang
enggan berjuang meningkatkan kemampuan berpikir sederhananya.
Bahkan
seorang pembaca bisa saja berjuang habis-habisan untuk bisa memahami sebuah
karya tulis yang diminatinya sekalipun dianggapnya tidak sederhana, dengan
berjuang untuk lebih menyederhanakan lagi kemampuan berpikirnya, tetapi mereka
juga tidak akan pernah bisa menemukan cara yang sederhana, untuk meyakinkan
seseorang yang enggan (tidak mau) berjuang meningkatkan kemampuannya untuk
berpikir sederhana.
Cara Merubah Diri (reblogged)
Berawal dari
keyword search google teraneh dalam hidup gw, "Cara merubah
diri". Dapetlah artikel ini. Worth to read and reblogged. Or maybe
applicated if i could.
9 Resep
merubah diri agar lebih baik.
Ada satu
hal yang tidak bisa kita percepat atau perlambat dan bila telah lewat tidak
akan kembali dan yang belum kita lewati masih misterius adalah waktu.
Setiap
hari kita selalu beraktifitas rutin baik sebagai karyawan maupun wirausaha
ataupun profesi lain. Tidak jarang merasa bosan, jenuh, dan hilang motivasi, inilah
perubahan yang kadang naik dan kadang turun sesuai keadaan dan suasana yang
berlangsung. Namun ada hal hal yang perlu diingat ataupun dilakukan agar tetap
bersemangat dalam mengisi hari-hari agar selalu berdampak positif.
Berikut
ini ada 9 resep yang mungkin bisa membantu, antara lain:
01
Merubah jalan perasaan
Ada kalanya
kita bertindak berdasarkan perasaan, sehingga suasana hati sangat mempengaruhi
tindakan kita, Sebagai contoh, saat bersedih mungkin akan mempengaruhi daya
kerja seseorang, karena itu bagaimana sebisa mungkin kita isi perasaan dengan
hal-hal yang berorientasi positif. Sesuatu yang berdasarkan naluri atau hati
nurani yang pada dasarnya manusia mempunyai naluri atau hati nurani yang baik,
karena itu selalu usahakan agar energi positif dari perasaan yang selalu
positif, jauh dari dengki,dendam,iri,dan penyakin hati lainya akan menumbuhkan
perasaan yang sehat dan otomatis menciptakan energy positif dan sehat sehingga
daya kerja kita sehati-haripun maksimal.Ciptakan situasi yang kondusif dan
positif
02
Merubah cara berfikir
Cara
berfikir yang cenderung negatif atau prasangka buruk atau fikiran yang berisi
hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri atau orang lain bisa membahayakan
kesehatan dan jiwa seseorang. Berfikirlah seakan masa lampau yang sudah lewat
sebagai modal inspirasi untuk berbuat lebih baik dimasa sekarang maupun esok.
Fikiran tentang pengembangan diri terhadap perkembangan lingkungan sekitar akan
menjadi pemacu semangat dan kreatifitas seseorang. Tambah pengetahuan
dibidang apapun dengan melihat,mendengarkan dan membaca, bahkan kata ilmuwan
menulis atau corat-coret bisa menghilangkan stress dan mendatangkan inspirasi
baru.
03
Merubah cara pandang terhadap orang lain
Dalam
pergaulan sehari-hari usahakan berpandangan positif terhadap orang, walaupun
memang tidak sedikit orang yang memandang sinis,melecehkan ataupun
sentimentalis namun bila anda tetap punya prinsip hidup sendiri berdasarkan
hati nurani anda. Selalu mengikuti arah orang lain tanpa simbol keberadaan anda
sendiri membuat anda tidak berharga, jika anda tidak menghargai diri anda
bagaimana orang lain menghargai anda?
04
Merubah pikiran tentang uang
Berbagai
cara orang untuk mendapatkan uang, namun tetap harus punya prinsip bahwa uang
adalah sebuah alat penyampaian bukan tujuan dari penyampaian. Contoh untuk
bertahan hidup orang perlu uang untuk makan dan minum maka gunakan uang
sekedarnya bukan tujuan orang makan dan minum untuk uang, ubah cara befikir.
Uang sebagai alat bukan Tujuan.Jika sebagai alat gunakan pada proporsinya.
05
Merubah cara penghargaan diri
Anda
berharga dan istimewa, karena itu adalah pengharagaan diri yang tertinggi.
Sering mengeluh terhadap segala hal kurang baik. Orang akan berfikir rumput
tetangga tampak lebih hijau, itu hanya cara pandang orang yang berbeda. Contoh:
Anjing
dan belalang berlomba, dan menurut aturan Anjing siapa yang lompatanya
tertinggi itu yang juara,saat lompatan Anjing lebih tinggi dari belalang , maka
Anjing juara karena lomba berdasarkan aturan Anjing, Namun bila belalang yang
punya aturan tinggi lompatan berbanding dengan besar tubuh masing-masing maka
lompatan belalang yang tertinggi. Maka belalang juara. So hargailah diri
sendiri dengan mengalahkan diri sendiri, bukan orang lain.
06
Merubah cara berkreasi
Tambahlah
pengetahuan dan pengalaman baik dengan berbagai sumber, bisa dari buku-buku
bacaan, film-film, cerita fiksi maupun non fiksi, cerita sejarah hidup orang
terdahulu , kitab-kitab dan bertukar fikiran dengan orang lain yang bisa
dijadikan suri tauladan. Akan otomatis menambah daya kreasi dan berfikir
positif. Kata pepatah belajarlah selama hayat masih dikandung badan. Tidak ada
kata tua atau terlambat untuk belajar hal-hal baru kearah lebih
baik.Sumber yang positif akan menghasilkan kreasi yang positif pula.
07 Merubah
cara pandang kesehatan diri
Kesehatan
itu sangat berharga, akan terasa dan terlihat bila kita sakit. Maka gunakan
sehat sebelum sakit, dan gunakan sebagian waktu luang untuk berolah raga,
secukupnya saja. Terlalu diporsir juga kurang baik, beri kesempatan metabolisme
tubuh untuk mengolahnya. Intinya jangan tidak berolah raga sama sekali. Ada
pepatah dalam jasmani yang sehat terdapat pula rohani yang sehat.
08
Merubah apa yang dimakan
Kata
orang bijak, makanlah selagi lapar dan minumlah selagi haus. Dalam arti makan
dan minumlah tanpa harus berlebihan. Karena itu dalam umat muslim juga ada
acara puasa selama satu bulan, itu berarti Tuhan pun mengingatkan pada kita
untuk memberi istirahat pada tubuh yang selalu digunakan untuk mengolah
makanan. selain merubah cara pandang terhadap sesama berdasarkan dari kita
makan.Apa yang dimakan pun harus diperhatikan, Contoh ungkapan ,makan ikan
jangan semuanya dimakan, karena didalamnya ada tulang duri dan kotoran.
09
Merubah cara memperhatikan lingkungan
Kata
orang bijak, melihat dan memperhatikan itu berbeda. Melihat belum tentu
memperhatikan sedangkan memperhatikan sudah pasti melihat. Maka perhatikanlah
lingkungan anda berada. Menciptakan suasana positif dan stabil akan menumbuhkan
ide-ide positif dan mudah berkreasi. Kreasi dari fikiran positif akan
menghasilkan yang positif pula, pun sebaliknya. Semoga berhasil.
Tabel 1: Perbandingan
Berpikir Kritis dan
Berpikir Kreatif.
No
|
Berpikir Kritis
|
Berpikir Kreatif
|
1
|
Analitis
|
Mencipta
|
2
|
Mengumpulkan
|
Meluaskan
|
3
|
Hirarkis
|
Bercabang
|
4
|
Peluang
|
Kemungkinan
|
5
|
Memutuskan
|
Menggunakan keputusan
|
6
|
Memusat
|
Menyebar
|
7
|
Obyektif
|
Subyektif
|
8
|
Menjawab
|
Sebuah jawaban
|
9
|
Otak kiri
|
Otak kanan
|
10
|
Kata-kata
|
Gambaran
|
11
|
Sejajar
|
Hubungan
|
12
|
Masuk Akal
|
Kekayaan, kebaruan
|
13
|
Ya, akan tetapi....
|
Ya, dan ………
|
1. Berpikir Kritis
Berpikir kristis adalah
berpikir
secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang
apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh
kemampuan
berpikir kritis, misalnya (1) membanding dan
membedakan, (2) membuat kategori, (2) meneliti bagian-bagian kecil dan
keseluruhan, (3) menerangkan sebab, (4) membuat sekuen / urutan, (5) menentukan
sumber yang dipercayai, dan (6) membuat ramalan.
Menurut Perkin (1992),
berpikir kritis itu memiliki 4
karakteristik, yakni (1) bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis
terhadap apa yang akan kita terima atau apa yang akan kita lakukan dengan
alasan logis, (2) memakai standar penilaian sebagai hasil dari
berpikir
kritis dan membuat keputusan, (3) menerapkan berbagai strategi yang tersusun
dan memberikan alasan untuk menentukan dan menerapkan standar, (4) mencari dan
menghimpun informasi yang
dapat dipercaya untuk dipakai
sebagai bukti yang
dapat mendukung suatu penilaian.
Sedangkan Beyer (1985) mengatakan bahwa kemampuan
berpikir
kritis adalah kemampuan (1) menentukan kredibilitas suatu sumber, (2)
membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan, (3) membedakan fakta
dari penilaian, (4) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak
terucapkan, (5) mengidentifikasi bias yang ada, (6) mengidentifikasi sudut
pandang, dan (7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan,
Menurut Harris, Robert (1998) indikasi kemampuan
berpikir
kristis ada 13, yakni (1) analytic, (2) convergent, (3) vertical, (4)
probability, (5) judgment, (6) focused, (7) Objective, (8) answer, (9) Left
brain, (10) verbal, (11) linear, (12) reasoning, (13) yes but.
Berpikir kritis menurut Schafersman, S.D. (1991)
adalah
berpikir yang benar dalam rangka mengetahui secara
relevan dan reliable tentang dunia.
Berpikir kritis,
adalah
berpikir beralasan, mencerminkan,
bertanggungjawab, kemampuan
berpikir, yang difokuskan
pada pengambilan keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus
dilakukan.
Berpikir kritis adalah berpik mengajukan
pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan informasi yang relevan, mengurutkan
informasi secara efisien dan kreatif, menalar secara logis, hingga sampat pada
kesimpulan yang reliable dan terpercaya.
Berpikir kritis itu menurutnya ada 16 karakteristik,
yakni (1) menggunakan bukti secara baik dan seimbang, (2) mengorganisasikan
pemikiran dan mengungkapkannya secara singkat dan koheren, (3) membedakan
antara kesimpulan yang secara logis sah dengan kesimpulan yang cacat, (4)
menunda kesimpulan terhadap bukti yang cukup untuk mendukung sebuah keputusan,
(5) memahami perbedaan antara
berpikir dan menalar, (6)
menghindari akibat yang mungkin timbul dari tindakan-tindakan, (7) memahami
tingkat kepercayaan, (8) melihat persamaan dan analogi secara mendalam, (9)
mampu belajar dan melakukan apa yang diinginkan secara mandiri, (10) menerapkan
teknik pemecahan masalah dalam berbagai bidang, (11) mampu menstrukturkan
masalah dengan teknik formal, seperti matematika, dan menggunakannya untuk
memecahkan masalah, (12)
dapat mematahkan pen
dapat yang tidak relevan serta merumuskan intisari, (13)
terbiasa menanyakan sudut pandang orang lain untuk memahami asumsi serta
implikasi dari sudut pandang tersebut, (14) peka terhadap perbedaan antara
validitas kepercayaan dan intensitasnya, (15) menghindari kenyataan bahwa
pengertian seseorang itu terbatas, bahkan terhadap orang yang tidak bertindak
inkuiri sekalipun, dan (16) mengenali kemungkinan kesalahan opini seseorang
kemungkinan bias opini, dan bahaya bila berpihak pada pen
dapat
pribadi.
Metode ilmiah merupakan metode paling ampuh yang pernah ditemukan manusia
dalam rangka mengumpulkan pengetahuan. yang relevan dan reliabel tentang alam.
Metode non ilmiah lebih mengarah pada emosi dan harapan umat manusia dan lebih
mudah dipelajari dan dipraktekkan daripada metode ilmiah.
Meningkatkan
pengajaran metode ilmiah dan manifestasinya yang terkenal yaitu
berpikir
kritis.
Berpikir kritis
dapat diajarkan
melalui:(1) perkuliahan, (2) laboratorium, (3) tugas rumah, (4) Sejumlah
latihan, (5) Makalah, dan (6) ujian. Dengan demikian
berpikir
kritis
dapat dimasukkan dalam kurikulum dengan
mempertimbangkan: (1) siapa yang mengajarkan, (2) apa yang diajarkan, (3) kapan
mengajarkan, (4) bagaimana mengajarkan, (5) bagaimana mengevaluasi, dan (6)
menyimpulkan.
Sejumlah tujuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir
kritis diantaranya adalah (1) memberikan guru umum tentang konsep dalam rangka
mencapai tujuan melalui petunjuk yang membantu, (2) merancang pembelajaran
dengan menggunakan web dan isu yang bermanfaat, (3) memadukan berbagai hasil
guruan, (4) mendorong komunitas belajar di dalam kelas, (5) menciptakan
kesempatan
berpikir kritis yang menyenangkan dan relevan
bagi siswa.
Sedangkan strategi yang
dapat digunakan guru dalam
mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa antara lain
adalah (1) mengadakan alas penilaian untuk memberikan final siswa. Menciptakan
masalah merupakan 20% dari keseluruhan nilai, (2) mendeskripsikan syarat
pelajaran secara mendetail sesuai silabus dengan menambah area online (alamat
website) yang
dapat menyediakan akses informasi secara
mudah, (3) memberikan orientasi pelajaran, (4) instruktur memberi pen
dapat untuk siswa dalam pemberian masalah lewat e-mail untuk
memberi penguatan yang positif, dan beberapa hasil pelajaran dipadukan setelah
pembelajaran usai.
2. Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah
berpikir
secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil
sesuai dengan keperluan. Penelitian Brookfield (1987) menunjukkan bahwa orang
yang kreatif biasanya (1) sering menolak teknik yang standar dalam
menyelesaikan masalah, (2) mempunyai ketertarikan yang luas dalam masalah yang
berkaitan maupun tidak berkaitan dengan dirinya, (3) mampu memandang suatu
masalah dari berbagai perspektif, (4) cenderung menatap dunia secara relatif
dan kontekstual, bukannya secara universal atau absolut, (5) biasanya melakukan
pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan yang memberikan
alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam menghadapi
perubahan demi suatu kemajuan. Marzano (1988) mengatakan bahwa untuk menjadi
kreatif seseorang harus: (1) bekerja di ujung kompetensi bukan ditengahnya, (2)
tinjau ulang ide, (3) melakukan sesuatu karena dorongan internela dan bukan
karena dorongan eksternal, (4) pola pikir divergen/ menyebar, (5) pola pikir
lateral/imajinatif.
Sedangkan Haris (1998) dalam artikelnya tentang pengantar
berpikir
kreatif menyatakan bahwa indikator orang
berpikir kreatif
itu meliputi: (1) Ingin tahu, (2) mencari masalah, (3) menikmati tantangan, (4)
optimis, (5) mampu membedakan penilaian, (6) nyaman dengan imajinasi, (7)
melihat masalah sebagai peluang, (8) melihat masalah sebagai hal yang menarik,
(8) masalah
dapat diterima secara emosional, (9)
menantang anggapan/ praduga, dan (10) tidak mudah menyerah, berusaha keras.
Dikatakanya bahwa kreativitas
dapat dilihat dari 3 aspek
yakni sebuah kemampuan, perilaku, dan proses.
a. Sebuah kemampuan
Kreativitas adalah sebuah kemampuan untuk memikirkan dan menemukan sesuatu
yang baru, menciptakan gagasan-gagasan baru baru dengan cara mengkombinasikan,
mengubah atau menerapkan kembali ide-ide yang telah ada.
b. Sebuah perilaku
Kreativitas adalah sebuah perilaku menerima perubahan dan kebaruan,
kemampuan bermain-main dengan berbagai gagasan dan berbagai kemungkinan, cara
pandang yang fleksibel, dan kebiasaan menikmati sesuatu.
c. Sebuah proses
Kreativitas adalah proses kerja keras dan berkesimbungan dalam menghasilkan
gagasan dan pemecahan masalah yang lebih baik, serta selalu berusaha untuk
menjadikan segala sesuatu lebih baik.
Selanjutnya Harris juga menyatakan bahwa untuk
dapat berpikir kreatif seseorang perlu memiliki metode
berpikir kreatif. Berbagai metode yang
dapat
dilakukan antara lain: (1) evolusi, yakni gagasan-gagasan baru berakar dari
gagasan lain, solusi-solusi baru berasal dari solusi sebelumnya, hal-hal baru diperbaiki/ditingkatkan
dari hal-hal lama, setiap permasalahan yang pernah terpecahkan
dapat
dipecahkan kembali dengan cara yang lebih baik , (2) sintesis, yakni adanya dua
atau lebih gagasan-gagasan yang ada dipadukan ke dalam gagasan yang baru, (3)
revolusi, yakni gagasan baru yang terbaik merupakan hal yang benar-benar baru,
sebuah perubahan dari hal yang pernah ada, (4) penerapan ulang, yakni melihat
lebih jauh terhadap penerapan gagasan, solusi, atau sesuatu yang telah
dirumuskan sebelumnya, sehingga
dapat dilihat penerapan
lain yang mungkin
dapat dilakukan, dan (5) mengubah arah,
yakni perhatian terhadap suatu masalah dialihkan dari satu sudut pandang
tertentu ke sudut pandang yang lain. Hal ini dimaksudkan untuk memecahkan suatu
masalah, bukan untuk menerapkan sebuah pemecahan masalah
Pada bagian lain dinyatakan bahwa perilaku negatif yang menghambat untuk
berpikir kreatif, diantaranya adalah:
a. Oh tidak, sebuah masalah !
Reaksi terhadap sebuah masalah seringkali lebih besar dari pada masalah itu
sendiri. Sebuah masalah adalah kesempatan dan tantangan untuk
meningkatkan
segala sesuatu. Masalah adalah (1) perbedaan yang ada dengan keadaan yang
diinginkan, (3) menyadari atau mempercayai bila ada sesuatu yang lebih baik
dari situasi saat ini, dan (3) kesempatan untuk bertindak positif.
b. lni mustahil untuk dilakukan
Perilaku seperti ini, seperti kalah sebelum bertarung. Beberapa ungkapan
yang terkait dengan ini : (1) manusia tidak akan pernah terbang, (2) penyakit
tak bisa ditaklukan, (3) roket tidak akan keluar dari atmosfir.
c. Aku tidak bisa melakukannya atau tak ada yang bisa dilakukan
Pemikiran yang baik dan perilaku yang positif serta kemampuan memecahkan
masalah akan melesat dalam memecahkan berbagai permasalahan. Untuk
dapat melakukan hal ini kuncinya adalah ketertarikan dan
komitmen terhadap masalah itu sendiri.
d. Tapi saya tidak kreatif
Masalahnya ternyata bahwa kreativitas telah ditenggelamkan oleh guruan. Yang
perlu dilakukan adalah mengembalikan ke permukaan.
e. Itu kekanak-kanakkan
Dalam upaya kita untuk selalu tampil dewasa dan anggun, kita sering
menganggap rendah perilaku yang kreatif dan penuh permainan, yang pernah
menandai masa kanak-kanak kita sendiri. Terkadang orang tertawa karena memang
ada yang lucu. Tapi sering kali orang justru tertawa ketika mereka miskin akan
imajinasi untuk memahami situasi yang ada.
f. Apa yang akan dipikirkan orang
Ter
dapat tekanan sosial untuk menyesuaikan diri untuk
menjadi orang biasa saja, bukan menjadi orang kreatif. Hampir sebagian orang
besar kontributor terkenal yang membawa ke peradapan lebih maju dihina, bahkan
dihukum. Kemajuan hanya diciptakan oleh mereka yang cukup tegar untuk
ditertawakan.
g. Aku pasti gagal
Thomas Edison, dalam risetnya untuk menemukan filamen yang
dapat
memijarkan lampu, melakukan lebih dari 1800 kali percobaan. Kegagalan haruslah
diharapkan dan diterima. Kegagalan adalah alat untuk belajar yang
dapat membantu menuju keberhasilan. Gagal adalah pertanda bahwa
kita melakukan sesuatu, berusaha dan mencoba-jauh lebih baik daripada tidak
melakukan apa-apa.
Sedangkan hambatan mental terhadap
berpikir kreatif
dan pemecahan masalah, meliputi:
a. Pransangka
Gambaran yang kita miliki seringkali menghalangi kita untuk melihat lebih
jauh dari pada apa yang telah kita ketahui dan percayai, sehingga menjadikan
sesuatu itu mungkin ada dan mungkin teijadi.
b. Pen
dapat fungsional
Terkadang kita mulai melihat sebuah obyek hanya dari namanya, daripada
melihat apa yang bisa dilakukannya.
c. Tak ada bantuan belajar
Jika anda memerlukan informasi, ada perpustakaan, toko buku, teman, profesor
dan internet. Anda
dapat belajar melakukan apapun yang
anda inginkan.
d. Hambatan psikologi
Apa yang semula dianggap menjijikkan malah
dapat
membawa kepada solusi yang lebih baik. Makan kadal mungkin terdengar tidak
enak, tapi jika itu membuat anda bertahan hidup di alam liar, itu merupakan
solusi yang baik.
Untuk
dapat memiliki perilaku positif untuk
berpikir kreatif maka pada setiap individu siswa perlu
ditumbuhkan sifat-sifat berikut:
a. Rasa ingin tahu
Orang kreatif ingin mengetahui segala hal- segalanya-hanya sekedar untuk
ingin tahu. Pengetahuan tidak membutuhkan alasan.
b. Tantangan
Orang-orang kreatif suka mengidentifikasi dan mencari tantangan di balik
gagasan, usulan, permasalahan, kepercayaan dan pen
dapat.
c. Ketidakpuasan terhadap apa yang ada
Ketika anda merasa tidak puas terhadap sesuatu, ketika anda melihat ada
masalah, akankah anda mencoba memecahkan masalah dan memperbaiki keadaan.
Semakin banyak masalah yang anda temui, semakin banyak pula pemecahan dan
peningkatan yang
dapat anda buat.
d. Keyakinan bahwa masalah pasti
dapat dipecahkan
Dengan keyakinan dan didukung pengalaman, pemikir kreatif percaya bahwa
sesuatu pasti
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah.
e. Kemampuan membedakan keputusan dan kritik.
Sebagian besar gagasan baru, karena masih baru dan asing, maka terlihat
aneh, ganjil, bahkan, menjijikkan. Sebuah gagasan mulai tampak bagus ketika
sudah lebih familiar atau dilihat dengan konteks dan batasan yang berbeda. Jika
suatu gagasan paling gila sekalipun
dapat dipraktekkan
sebagai batu loncatan, gagasan tersebut efisien.
Untuk
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif, usaha yang baik untuk lakukan oleh guru
adalah dengan
meningkatkan lingkungan belajar yang
kondusif dalam menunjang perkembangan kreativitas yakni lingkungan belajar yang
secara langsung memberi peluang bagi kita untuk
berpikir
terbuka dan fleksibel tanpa adanya rasa takut atau malu. Sebagai contoh,
Hasoubah (2002) memberikan gambaran situasi belajar yang dibentuk harus
memfasilitasi terjadinya diskusi, mendorong seorang untuk memberikan ide dan
pen
dapat. Diskusi seperti ini harus dilaksanakan
sedemikian rupa di mana
dapat dilakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. Melakukan brainstorming
Brainstorming adalah teknik yang bertujuan membantu kelompok kecil supaya
dapat menghasilkan ide yang bermutu. Ia berdasar pada sebuah
konsep bahwa ide yang baik harus dipisahkan dari penilaian atau evaluasi
terhadap mutu ide tersebut. Karena itu, di dalam brainstorming : (1) tidak ada
kritik terhadap ide apapun, (2) ide harus ditulis tanpa diedit, (3) ide yang
liar, lucu, atau kurang berbobot
dapat diterima, (4)
semua jenis saran dan pen
dapat sangat diharapkan, dan (5)
memberikan kontribusi berdasarkan pen
dapat dari orang
lain
dapat diterima
b. Memakai cara SHEMAP
Berpikir kreatif bisa menjadi sangat abstrak, karena
itu sulit untuk melihat seseorang melakukannya. Berdasarkan hasil penelitian
yang mengkaji fenomena ini seperti Universitas Negeri Iowa yang mengembangkan
model HOTS (higherorder-thinking-skills atau kemampuan
berpikir
tingkat tinggi) sebagai mana dipaparkan Housobah (2002) menyebutkan bahwa
berpikir kreatif tidak
dapat dilihat,
tetapi produk/hasil dari
berpikir kreatif tersebut
dapat di lihat. Dengan model HOTS ini seseorang
dapat
melangkah dari tingkatan ilmu yang sangat dasar kepada tingkatan ilmu umum
(generative)
yang dianggap sebagai suatu yang diciptakan dan baru. Maka kalau ilmu umum
telah dihasilkan berarti proses
berpikir kreatif telah
terjadi.
Dari model HOTS ini, selanjutnya Hosaubah mengembangkan metode SHEMAP
(Spekulasi- Hipotesis‑ Ekspansi- Modifikasi- Analogi‑ Prediksi). Sebagai
contoh, ketika seseorang berspekulasi, apa manfaat mengambil mata kuliah di
jurusan, Teknologi Guruan?. Pola pikir berspekulasi untuk mencari jawaban dari
pernyataan tersebut adalah pola mengembangkan dan memodifikasi dalam bentuk
cerita, hal ini bisa menghasilkan ide baru. Kalau dia harus membuat hipotesis
terhadap apa yang akan terjadi seandainya rencana "pengambilan sidik jari
oleh aparat keamanan terhadap para santri di pesantren yang dianggap menjadi
sarang teroris", tindakan membuat hipotesis dan prediksi
dapat
menghasilkan ide yang baru. Terakhir adalah membuat analogi dan kreativitas.
Ungkapan seperti ini " senyum Anda memberikan kehangatan sekaligus memberi
sinar harapan bagi diri saya". Dengan membuat analogi senyum ibarat
kehangatan secara jelas menjadikan seseorang
berpikir
kreatif.
c.
Berpikir spasial
Seseorang
dapat meningkatkan
kemampuan
berpikir kreatif dengan (melakukan aktivitas)
berpikir spasial.
Berpikir spasial adalah
berpikir dengan cara mengubah ide yang ditulis dalam
bentuk prosa ke non prosa. Misalnya sebuah konsep atau teori yang ditulis dalam
teks diubah menjadi sebuah diagram. Usaha mengubah forma atau penyajian ide, konsep,
dan deskripsi keadaan tertentu sesuangguhnya merupakan sebuah kreativitas.
Dengan menggunakan teknik brainsorming, SHEMAP, dan
berpikir
spasial akal seseorang
dapat menjelajahi
teritorial/wilayah yang tidak diketahui, “yang dengan sendirinya akan membangun
kreativitas dan menjadikannya seorang pemikir kreatif”.
C. Penutup
Para guru perlu melakukan refleksi tentang cara mengajar mereka dalam
mempersiapkan para siswa untuk
dapat mempertahankan
eksistensinya. Mereka tidak boleh berdiam diri saja. Karena, para pemuda ini
kelak akan menjadi orang dewasa, akan menghadapi dunia yang penuh dengan
tantangan dan permasalahan. Siswa ini yang akan menjadi pemimpin di masa depan,
mesti dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dan permasalahan hidup. Tantangan
dan permasalahan inilah yang akan dihadapi oleh ‘pemikir’.
Menurut Dimyati (1996) salah satu unsur ilmu pengetahuan adalah
items,
yakni ilmu pengetahuan yang berwujud
berpikir rasional.
Realisasi
berpikir rasional tampak pada penggunaan kata,
kalimat, alenea, rumus pemecahan masalah, ataupun symbol-symbol. Prasyarat
untuk mewujudkan items tersebut adalah kemampuan individu untuk membaca,
menulis, memikir dan melakukan observasi (3M+O). Dengan kata lain persyaratan
dimaksud adalah kemampuan urtuk
berpikir kritis dan
kreatif.
Ilmu pengetahuan adalah sistem
berpikir tentang dunia
empiris. Oleh karena itu pembelajaran perlu mengembangkan kemampuan
berpikir rasional tentang dunia empiris. Dari sisi taksonomi
berpikir, maka guruan-pembelajaran berarti mendidik
berpikir pada tingkat kognitif tertentu. Dengan taksonomi Bloom
(2002) misalnya, didikan
berpikir kritis dan kreatif
terletak pada tingkat analisa-sintesa-evaluasi-
kreasi,
tidak pada tingkat dibawahnya yakni mengingat, memahami, dan menerapkan. Kalau
menggunakan taksonomi Merril (1983), didikan
berpikir
terletak pada tingkat menemukan, tidak pada tingkat dibawahnya yakni mengingat
dan menggunakan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
- Beyer,
B.K. 1985. Critical Thinking: What is It?
Social Education, 45 (4)
- Brookfield-
1987. Developing Critical Thinkers.
San Fransisco: Jossey Bass Publiser
- Dimyati.
1988. Landasan Keguruan Suatu Pengantar
Pemikiran Keilmuan Tentang Kegiatan Guruan. Dirjen Guruan
Tinggi. Depdiknas.
- Dimyati.
1996. Guruan Keilmuan di Indonesia: Suatu, Dilema Pengajaran dan
Penelitian. Jurnal
Guruan Humaniora dan Sains. September. 2(1&2)
- Drost,
2000. Reformasi Pengajaran: Salah Asuhan Orang
Tua, Jakarta. Gramedia Widisarana, Indonesia
- Gie,The
Liang. 2003. Teknik
Berpikir Kreatif. Yogyakarta: Sabda
Persada Yogyakarta.
- Hossoubafi,Z.
Develoving Creative and Critical Thinking
Skills (terjemahan) . 2004. Bandung: Yayasan Nuansa Cendia
- Kamdi,
W. 2002. Mengajar Berdasarkan Model Dimensi Belajar. Gentengkali: Jurnal Guruan Dasar dan
Menengah. 4 (5 dan 6): 29-35
- Marzano.
1988. Dimensions of Thinking: A Framework for
Curriculum and Instruction. Alexandria, Va: ASCD
- Perkins,D.N.
& Weber,R.J. 1992. Inventive
Mind: Creative in Technology. New York: University Press
- Rahmat,
J. 2005. Belajar Cerdas: Belajar Berbasis Otak.
Bandung: Mizan Leraning Center (MLC)
- Robert.
1998. Introduction to Creative Thinking.
July (1). Virtual Salt.
- Slavin.
1997. Educational Psycology Theory and Practice.
Five Edition. Boston: Allin and Bacon
Tags